REVIEW NOVEL ANIMAL FARM GEORGE ORWELL
REVIEW NOVEL “ANIMAL FARM” GEORGE ORWELL
Sedikit latar belakang dari novel Animal Farm
Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis George Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award (1996) untuk novela terbaik dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya. Satir dalam Animal Farm bertujuan untuk mengkritisi masa pemerintahan Stalin di Uni Soviet, di mana kala itu terlalu otoriter dan diktator. Sehingga George Orwell menyampaikannya melalui kisah Animal Farm ini.
Memang novel ini kental sekali dengan nuansa politik dan pemerintahan. Dalam Animal Farm di suguhkan cerita mulai dari kerja sama untuk satu tujuan, pemberontakan, pengambilalihan kekuasaan, kemandirian, keadilan, gotong-royong untuk mempertahankan wilayah dan kekuasaan. Sama halnya seperti manusia dan seolah-olah sedang menceritakan perilaku manusia. Tapi tebakan itu salah karena novel ini didasarkan oleh tokoh-tokoh hewan peternakan.
Sinopsis Animal Farm
Ya, Animal Farm menceritakan peternakan hewan milik pak Jones yang bernama peternakan Manor di suatu desa. Peternakan tersebut terdiri dari hewan-hewan seperti Babi, Sapi, Kuda, Keledai, Anjing, Ayam , Bebek, Biri-Biri, Burung juga ada hewan liar seperti Tikus. Semua dimulai ketika malam hari dimana para hewan di peternakan tersebut berkumpul dan menemui Babi tua yang paling di hormati bernama Major. Semua hewan mengelilingi Major yang dianggap paling bijaksana diantara para hewan. Hewan-hewan berbaris dan berkumpul untuk mendengarkan pidato Major yang ditunggu-tunggu . Pada saat pidato, Major tua mengungkapkan mimpi anehnya tentang pemberontakan para hewan karena hewan-hewan merasa tidak mendapatkan keadilan yang layak dan hanya dijadikan sumber penghasil oleh manusia. Dengan orasi yang luar biasa Major tua mengambil “hati” seluruh hewan-hewan peternakan untuk bersatu melawan ketidakadilan dan eksploitasi. Dirasa sudah tua, si Major Babi tua memberikan petuah agar bila dia menemui ajalnya, seluruh hewan peternakan harus bersatu dan mengambil tindakan untuk menghentikan kesewenangan dan ketidakadilan yang terjadi pada hewan-hewan. Beginilah pidato si Babi tua Major yang penuh petuah dan menggerakan semangat para hewan :
Animal Farm merupakan novel alegori politik yang ditulis George Orwell pada masa Perang Dunia II sebagai satire atas totaliterisme Uni Soviet. Dianugerahi Retro Hugo Award (1996) untuk novela terbaik dan Prometheus Hall of Fame Award (2011), Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang melejitkan namanya. Satir dalam Animal Farm bertujuan untuk mengkritisi masa pemerintahan Stalin di Uni Soviet, di mana kala itu terlalu otoriter dan diktator. Sehingga George Orwell menyampaikannya melalui kisah Animal Farm ini.
Memang novel ini kental sekali dengan nuansa politik dan pemerintahan. Dalam Animal Farm di suguhkan cerita mulai dari kerja sama untuk satu tujuan, pemberontakan, pengambilalihan kekuasaan, kemandirian, keadilan, gotong-royong untuk mempertahankan wilayah dan kekuasaan. Sama halnya seperti manusia dan seolah-olah sedang menceritakan perilaku manusia. Tapi tebakan itu salah karena novel ini didasarkan oleh tokoh-tokoh hewan peternakan.
Sinopsis Animal Farm
Ya, Animal Farm menceritakan peternakan hewan milik pak Jones yang bernama peternakan Manor di suatu desa. Peternakan tersebut terdiri dari hewan-hewan seperti Babi, Sapi, Kuda, Keledai, Anjing, Ayam , Bebek, Biri-Biri, Burung juga ada hewan liar seperti Tikus. Semua dimulai ketika malam hari dimana para hewan di peternakan tersebut berkumpul dan menemui Babi tua yang paling di hormati bernama Major. Semua hewan mengelilingi Major yang dianggap paling bijaksana diantara para hewan. Hewan-hewan berbaris dan berkumpul untuk mendengarkan pidato Major yang ditunggu-tunggu . Pada saat pidato, Major tua mengungkapkan mimpi anehnya tentang pemberontakan para hewan karena hewan-hewan merasa tidak mendapatkan keadilan yang layak dan hanya dijadikan sumber penghasil oleh manusia. Dengan orasi yang luar biasa Major tua mengambil “hati” seluruh hewan-hewan peternakan untuk bersatu melawan ketidakadilan dan eksploitasi. Dirasa sudah tua, si Major Babi tua memberikan petuah agar bila dia menemui ajalnya, seluruh hewan peternakan harus bersatu dan mengambil tindakan untuk menghentikan kesewenangan dan ketidakadilan yang terjadi pada hewan-hewan. Beginilah pidato si Babi tua Major yang penuh petuah dan menggerakan semangat para hewan :
Pada akhirnya satu momen krusial terjadi, adalah ketika pak Jones pemilik peternakan lalai memberikan pakan kepada semua hewan ternaknya sehingga membuat seluruh hewan di peternakan kelaparan. Para hewan akhirnya memutuskan memberontak untuk mendapatkan makanan. Di inisiasi oleh Snowball yang berani dan Napoleon, para hewan menjarah gudang pakan hewan. Seluruh hewan baik yang berukuran kecil maupun besar bersatu. Para hewan mendobrak pintu gudang pakan dan melahap sesukanya karena sudah kelaparan.
Karena ulah para hewan yang berisik, sehingga membuat pak Jones terganggu dan memeriksa gudang pakannya. Ternyata sudah dikuasai para hewan. Karena kesal, pak Jones mengusir para hewan dari gudang pakan dengan kekerasan, namun para hewan balik melawan. Di sana ada Boxer si kuda paling kuat di peternakan yang siap melawan di tambah para Sapi dan tidak ketinggalan Snowball dan Napoleon. Akhirnya pak Jones tidak sanggup menghentikan perlawanan para hewan sehingga dia kabur terbirit-birit. Di rasa bisa mengalahkan dan mengusir pak Jones, para hewan merasa bahwa hari itu adalah kemenangan bagi seluruh hewan di peternakan. Sorak-sorak hewan berkumandang seperti prajurit berperang. Namun keadaan tidak sampai di situ. Pak Jones yang kabur ternyata kembali dengan bantuan para teman-teman peternaknya. Dengan membawa senjata dan alat-alat perkakas, pak Jones dan teman-temannya kembali ke peternakan Manor untuk mengalahkan atau menundukkan para hewan yang sudah berani melawan. Saat sampai di pintu masuk kandang peternakan, pak Jones dan teman-temannya langsung mendapat perlawanan kembali dari para hewan. Mulai dari para Angsa atau Bebek, para Babi, para Kuda, para Sapi di tambah pasukan burung. Akhirnya pak Jones dan teman-temannya pun kewalahan dan mengalami cedera karena perlawanan para hewan sehingga pak Jones dan teman-temannya kabur terbirit-birit.
Hari itu perlawanan yang tidak mudah, beberapa hewan gugur saat melawan manusia. Namun hari itu akan diingat oleh para hewan sebagai hari perlawanan. Akhirnya kembali para hewan menguasai peternakan tersebut. Seperti halnya kelompok yang menang dan menduduki wilayah, para hewan pun mengganti nama peternakan tersebut menjadi PETERNAKAN BINATANG bukan lagi peternakan Manor. Para hewan mulai mengorganisasi diri dan menentukan apapun sekarang ini berdasarkan kepentingan bersama para hewan, tidak ada diskriminasi, semua hewan sama, dan tidak akan ada lagi eksploitasi. Para hewan pun membuat TUJUH PERINTAH yang seperti simbol aturan yang harus di taati dan di jalani oleh seluruh hewan di peternakan. Tujuh perintah tersebut antara lain :
- Apa pun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh.
- Apa pun yang berjalan dengan empat kaki dan bersayap adalah teman.
- Tak seekor binatang pun boleh mengenakan pakaian.
- Tak seekor binatang pun boleh tidur di ranjang.
- Tak seekor binatang pun boleh minum alkohol.
- Tak seekor binatang pun boleh membunuh binatang lain.
- Semua binatang setara.
Di mulai dari permasalahan stok pakan yang mulai berkurang, upaya untuk memaksa para hewan bekerja lebih keras agar dapat menghasilkan banyak panen, sampai konflik perebutan kekuasaan diam-diam antara Snowball dan Napoleon. Dua babi tersebut selalu berbeda pandangan dan tidak pernah saling mendukung akhir-akhir ini. Karena di rasa banyak ide dari Snowball yang tidak masuk akal dan peraturan yang terlalu ketat. Sehingga Napoleon yang mempunyai sifat tidak mau terlalu di atur dan ingin bebas memilih untuk mengambilalih kekuasaan yang dimiliki Snowball. Dua hewan tersebut berupaya untuk mencari simpati para hewan. Dan pada akhirnya dengan tipu muslihat Napoleon yang di bantu Squealer si Babi Kecil. Akhirnya Snowball bisa disingkirkan dari peternakan dan Napoleon mengambil tampuk kekuasaan yang dilegitimasi para hewan untuk Snowball.
Napoleon memimpin para hewan di peternakan dengan baik dan bijak pada awalnya. Hingga waktu berlalu mulai lah perubahan terjadi dan semua hewan merasakannya. Napoleon menjadi angkuh, mementingkan diri sendiri dan menghindar dari para hewan di peternakan, ditambah lagi Napoleon telah bersekutu dengan para manusia untuk mengelola peternakan. Akhirnya para hewan kesal dan gusar karena ulah Napoleon. Pakan untuk para hewan dibatasi, disuruh kerja lebih keras bahkan sepanjang waktu, hasil hewan ternak di kumpulkan untuk di jual sehingga menjadi konflik diantara para hewan dengan kebijakan Napoleon.
Peraturan mulai dilanggar dan banyak sejarah-sejarah di peternakan tersebut di ganti oleh Napoleon. Tujuh perintah yang sakral dilanggar semua dan diskriminasi serta eksploitasi hewan kembali terjadi. Contohnya telur-telur Ayam dan Bebek di kumpulkan dan akan di jual kepada manusia, Susu para sapi di eksploitasi untuk kepentingan kekuasaan Napoleon. Dalihnya untuk Kesehatan para Babi maka susu-susu tersebut berhak menjadi bagian fasilitas penguasa yaitu Napoleon.
Semua hewan tidak menyukai watak dan pemerintahan Napoleon namun para hewan tidak bisa berbuat apa-apa. Ditambah Napoleon sudah berkoalisi dengan manusia yang menurut tujuh perintah bahwa manusia adalah musuh. Napoleon dan para ajudannya menggunakan pakaian layaknya manusia. Dengan pakaian yang menghangatkan di tambah ranjang hangat di dalam rumah pak Jones yang sudah di ambil alih membuat Napoleon semakin buta akan tujuh perintah.
Diakhir cerita para hewan di peternakan hanya bisa pasrah dan menerima keadaan sembari melihat para Babi yang di ketuai Napoleon duduk berpesta dan bersulang hingga mabuk dengan para manusia.
Review untuk novel Animal Farm
Terlepas dari latar belakang novel ini di tulis yaitu karena situasi politik dan bagian dari kritisisme penulis dengan keadaan yang terjadi pada masa perang. Saya melihat bahwa novel ini seperti sejalan dengan realita kehidupan yang ada mungkin sampai sekarang. Bukan hanya perpolitikan atau kekuasaan yang jadi mind utama sebetulnya bagi saya, melainkan watak dari manusia yang di gambarkan dari tokoh Snowball dan Napoleon terasa masih eksis sampai sekarang ini. Pesan sederhana yang mungkin dapat di ambil yaitu bahwa kekuasaan bisa mengubah seseorang, dan pemerintahan yang berkuasa bisa mengendalikan apa saja terlepas itu disukai atau tidak oleh para pengikutnya, terus bahwa mungkin saja kekuasaan dengan kekuatannya mampu melanggar aturan yang sudah disepakati dengan dalih untuk kepentingan bersama yang mana kalau digambarkan dari novel ini justru kebaikan bersama yang di dalihkan itu hanya untuk kepentingan penguasa seperti Napoleon dan para ajudannya.
Alih-alih mendorong hidup untuk tidak ada diskriminasi dan eksploitasi pada awalnya malah pada akhirnya kembali terjadi. Sisi lain yang mungkin bagus dari kisah di Animal Farm adalah bagaimana suatu kesatuan di dorong dengan keinginan yang kuat dan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Yang ditunjukkan para hewan di peternakan pak Jones melakukan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan dan eksploitasi. Kerja keras yang di lakukan para hewan untuk bertahan hidup pun menjadi contoh yang baik yang bisa di petik. Namun menurut saya yang paling harus di hindari adalah watak dari Snowball dan Napoleon seperti egois, iri, melakukan segala cara untuk mendapat kekuasaan, pemaksaan agar mencapai tujuan sehingga mengeksploitasi tenaga kerja, haus akan penghormatan, selalu ingin mendapatkan fasilitas yang baik, tidak memikirkan rekan seperjuangan, melakukan diskriminasi dan eksploitasi bahkan terhadap sesama rekan seperjuangan dan mementingkan kepentingan pribadi dan golongan saja.
Novel yang sarat akan nilai, penuh pesan moral, dan alur ceritanya sangat menarik untuk dibaca lembar perlembar halaman. Menurut saya novel ini salah satu bacaan yang harus di baca sekali seumur hidup. Karya fenomenal dari George Orwell. Di artikel yang saya buat ini hanya sedikit perjalanan dari buku Animal Farm. Dan kalau di baca tuntas dari awal sampai akhir pasti akan sangat menarik dan memberikan rasa penasaran. Jadi segera baca selagi punya waktu.
Detail buku:
Judul Buku:Animal Farm
Penulis: George Orwell
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Penerjemah: Bakdi Soemanto
Penyunting: Ika Yuliana Kurniasih
Perancang sampul: Fahmi IImansyah
Pemeriksa aksara: Intan Ren
Penata aksara: Martin Buczer
ISBN: 978-602-291-282-8
Tentang George Orwell
Eric Arthur Blair (George Orwell) lahir pada 1903 di India, tempat ayahnya bekerja sebagai Pegawai Negeri (Inggris). Mereka sekeluarga pindah ke Inggris pada 1907. Pada 1917 Orwell masuk sekolah Eton yang sangat bersejarah itu, dan secara teratur menyumbangkan tulisan untuk berbagai majalah sekolah menengah. Dari 1927 dia bekerja di kepolisian, pada Indian Imperial Police di Birma (sekarang Myanmar); inilah pengalaman yang mengilhami novel pertamanya, Burmese Days (1934). Setelah itu, beberapa tahun dia hidup dalam kemiskinan.
Dia berpindah ke Paris dan tinggal di sana selama dua tahun sebelum kembali ke Inggris tempat dia bekerja berturut-turut sebgai guru privat, guru sekolah, dan asisten di toko buku, serta menulis ulasan dan artikel di sejumlah terbitan berkala. Down and Out in Paris and London terbit pada 1933. Pada 1936 dia ditugaskan oleh Victor Gollancz mengunjungi wilayah-wilayah yang dilanda pengangguran besar di Lancashire dan Yorkshire, dan The Road to Wigan Pier (1937) adalah paparan yang kuat tentang kemelaratan yang dilihatnya disana.
Akhir 1936 Orwell pergi ke Spanyol untuk ikut berperang di pihak kelompok Republik, dan terluka. Homage to Catalonia adalah tulisannya tentang perang saudara Spanyol itu. Dia dirawat di sanatorium pada 1938 dan sejak itu tidak pernah benar-benar sehat dan bugar. Enam bulan dia tinggal di Maroko dan di sana menulis Coming Up for Air.
Dalam masa Perang Dunia dia ikut dalam Home Guard (semacam milisi untuk mempertahankan Inggris terhadap serangan dari luar) dan bekerja BBC Eastern Service mulai 1941 hingga 1943. Selaku redaksi sastra pada Tribune dia mengisi rubrik tetap komentar politik dan sastra, sambil menulis pula untuk Observer, dan kemudian Manchester Evening News. Alegori politiknya yang unik, Animal Farm, terbit pada 1945, dan novel inilah yang bersama Nineteen Eighty-Four (1949) membuat Namanya tenar ke seluruh dunia.
George Orwell meninggal di London pada Januari 1950. Beberapa hari sebelumnya, Desmond Mac Carthy mengiriminya ucapan selamat dan di situ tertulis: “Anda telah menorehkan watak dan rona yang tak terhapuskan pada kesusastraan Inggris… Anda adalah satu diantara sedikit penulis yang tak terlupakan dari generasi Anda.
THANK YOU
Politik dan kekuasan, kaya negeri konoha haha
BalasHapusNegeri Wakanda haha
BalasHapus