TENTANG SKEMA PONZI DAN BERNIE MADOFF

TENTANG SKEMA PONZI “BERNARD “BERNIE” MADOFF”


Pada tanggal 11 Desember 2008 The Federal Bereau of Investigation (FBI) menangkap Bernard “Bernie” Madoff atas tindakannya melakukan sebuah kecurangan investasi terbesar dalam sejarah. Sehari sebelumnya, anak laki-lakinya sendiri yang telah menyerahkan diri, melaporkan pada otoritas berwenang bahwa kekayaan Madoff dari pengelolaan bisnis bukanlah bisnis yang legal melainkan sebuah perusahaan fiktif (shell company) dengan tujuan untuk menjalankan sebuah penipuan besar. Meskipun jumlah kecurangan yang dilakukan masih belum diketahui secara pasti, tapi berdasarkan estimasi, diperkirakan jumlah yang hilang dari akun klien-kliennya termasuk keuntungan-keuntungan yang direkayasa bisa mencapai $65 juta.

Madoff lahir di Queens, New York dan menamatkan kuliah di Hofstra College pada tahun 1960. Setelah lulus kuliah dia mendedikasikan dirinya untuk membangun perusahannnya, yaitu Bernard L. Madoff Investment Securites, sampai akhirnya dia di tangkap pada tahun 2008. Sepanjang perjalanan kariernya, Madoff pernah menjadi seseorang yang paling dihormati dan dipercaya di Wall Street, pernah menjabat sebagai pimpinan dewan direksi dan dewan pengatur NASD (National Association of Securities Dealers). Madoff juga secara aktif ikut serta dalam penciptaan teknologi yang kemudian menjadi bursa saham NASDAQ.

Madoff menjalankan skemanya dengan secara konsisten menyediakan tingkat pengembalian yang tinggi pada para investornya. Madoff mengklaim bahwa dia mampu menyediakan tingkat pengembalian yang tinggi melalui kegiatan investasi yang dikenal dengan istilah split-strike conversion strategy. Splite-strike conversion strategy merupakan investasi yang menyulitkan karena investor mengambil posisi beli (long position) dalam ekuitas secara bersamaan dengan opsi beli jangka pendek (short call) dan opsi jual jangka panjang (long put) pada indeks ekuitas untuk menurunkan volatility posisi. Meskipun, split-strike conversion strategy secara keseluruhan terlihat sangat rumit, strategi tersebut pada dasarnya hanyalah omong kosong belaka, tidak lebih dari sekedar alat yang digunakan oleh Madoff untuk menarik tambahan investor dalam skema ponzi yang dijalankannya.

Skema Ponzi adalah salah satu jenis kecurangan yang menarik dana investasi dari korban dan kemudian membayar korban-korban tersebut dengan premia atau bunga dari uang yang telah dibayarkan oleh investor-investor berikutnya. Tanpa intervensi, skema Ponzi akan terus berkembang hinga rekrutan yang baru tidak lagi ada, pada saat itulah skema penipuan ini akan hancur dan terbongkar.

Banyak pihak dari berbagai negara di dunia kehilangan uang dalam skema piramida Madoff. Sebagian besar korbannya adalah para pegawai berkerah biru yang memiliki latar belakang yang bersahaja dan sebagian korbannnya lainnya adalah orang-orang yang sangat kaya, di antaranya Pangeran Michel dari Yugoslavia yang sempat berkeliling Eropa sebagai upayanya untuk menarik uang bagi Madoff. Korban lainnya termasuk beberapa keluarga kerajaan dan bahkan London House of Lord. Aktor Kevin Bacon, produser Steven Spielberg, dan beberapa bintang Hollywood lainnya juga telah berinvestasi di Madoff. Madoff juga memiliki koneksi pada komunitas Yahudi. Sehingga banyak Lembaga dan Yayasan sosial Yahudi yang kehilangan uang dalam jumlah yang signifikan dalam skema penipuan investasi tersebut.

Charles Ponzi dan Skema Ponzi yang Terkenal
Carlo “Charles” Ponzi lahir di Panama, Italia, pada tahun 1882 dan kemudian bermigrasi ke Amerika Serikat lebih dari 24 tahun, Ponzi pindah dari satu kota ke kota lain dan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Ponzi bekerja sebagai pencuci piring, pelayan restoran, pramuniaga toko dan bahkan menjadi penerjemah/juru bahasa Italia. Tahun 1917, dia menetap di Boston tempat dia bekerja sebgai juru ketik dan menjawab surat-surat dari luar negeri. Di Boston pada tahun 1919, Ponzi menemukan mekanisme yang dia anggap dapat membuat dirinya dan investor-investornya sangat kaya.

Pada saat itu Ponzi mempertimbangkan untuk menerbitkan majalah ekspor. Dia telah menulis sebuah surat mengenai publikasi majalah tersebut kepada seorang pria di Spanyol, dan ketika dia menerima balasan surat tersebut, pria Spanyol tersebut menyertakan kupon perangko balasan internasional. Ide dibalik cerita ini cukup sederhana. Ponzi akan membawa kupon perangko balasan tersebut ke kantor pos lokal dan menukarkannya dengan perangko Amerika. Dia kemudian menggunakan perangko Amerika untuk mengirim majalah Spanyol.

Ponzi memerhatikan bahwa kupon perangko balasan yang dibeli di Spanyol seharga kira-kira satu sen dalam dolar Amerika. Namun, ketika dia menguangkannya, dia bisa mendapatkan enam perangko seharga satu sen di Amerika. Dengan segera, Ponzi mulai mempertimbangkan banyak peluang untuk berinvestasi. Asumsikan, jika ini di Spanyol senilai $100 dan kemudian menukarkannya dengan perangko-perangko senilai $600 di Amerika Serikat. Selanjutnya, menguangkannya dengan menjual perangko-perangko tersebut pada pihak ketiga, sehingga Ponzi kemudian akan mempunyai banyak uang. Pada permulaan tahun 1990-an, seperti halnya sekarang, adalah hal yang tidak mungkin untuk mendapatkan bunga sebesar itu dari bank.

Pikiran Ponzi secara cepat berkembang dan kemudian menemukan skema yang cerdas untuk memanfaatkan idenya. Dia bertekad menjadi orang kaya. Langkah pertamanya adalah mengkonversi uang yang dimilikinya (mata uang Amerika) menjadi mata uang lira Italia (atau dalam mata uang lain yang nilai tukarnya menguntungkan). Perwakilan luar negeri kemudian menggunakan uang negara yang perekonomiannya lemah. Kupon perangko tersebut kemudian ditukarkan dengan mata uang asing yang menguntungkan dan kemudian kembali ditukar lagi menjadi mata uang Amerika. Dia mengklaim laba bersih yang didapatkannya dari semua transaksi ini melebihi 400 persen.

Apakah dia benar-benar bisa melakukannya? Jawabannya adalah tidak. Prosedur kesepakatannya dari berbagai organisasi yang berkaitan dengan pos, ditambah dengan adanya waktu tunggu (penundaan) yang panjang dalam mentransfer mata uang, menghabiskan semua keuntungan yang diharapkan Ponzi.

Namun, kegagalan skema tersebut tidak membuat Ponzi berhenti dari usahanya mengenai ide besarnya tersebut. Alhasil, teman dan anggota keluarga dengan mudah memahami apa yang dia katakan dan kemudian memburu investasi tersebut.

Pada tanggal 26 Desember 1919, Ponzi mengajukan permohonan pada petugas kota untuk menetapkan bisnisnya sebagai perusahaan pertukaran sekuritas. Dia menjanjikan bunga 50 persen dalam jangka waktu 90 hari yang membuat seluruh dunia memburu investasi tersebut. Bahkan, secara pribadi dia mengklaim dapat menepati janjinya hanya dalam jangka waktu 45 hari. Hal ini tentu saja diartikan sebagai penggandaan uang investor hanya dalam waktu 90 hari.

Ide besar tersebut menyebar dengan cepat dan dalam beberapa bulan saja, antrian di depan pintu kantor School Street mulai meningkat. Ribuan orang membeli surat promes yang dikeluarkan oleh Ponzi pada kisaran nilai mulai dari $10 hingga $50.000. Investasi rata-rata yang diestimasikan sebesar $300, sebuah jumlah uang yang besar pada tahun 1920-an.

Mengapa begitu banyak orang berinvestasi pada skema yang tidak berjalan tersebut? Alasan sebenarnya adalah karena para investor yang bergabung lebih dulu benar-benar mendapatkan pengembalian yang besar dari uang mereka. Ponzi menggunakan uang dari investor yang bergabung belakangan untuk membayar kewajibannya pada investor yang bergabung lebih dulu. Hal tersebut merupakan babak baru dari skema piramida yang sudah usang.

Dengan estimasi pendapatan sekitar $1.000.000 perminggu pada titik tertinggi skema piramidanya, investor-investor yang baru direkrut tidak dapat memperoleh uang dalam waktu yang cukup cepat. Mereka benar-benar mengisi semua laci meja, keranjang sampah kertas, dan lemari-lemari yang ada di kantornya dengan uang dari investor. Kantor-kantor cabang telah dibuka dan skema tiruan bermunculan di New England.

Menjelang musim panas tahun 1920, Ponzi telah mengambil jutaan dolar dan mulai menjalankan gaya hidup seperti orang yang sangat kaya. Ponzi mengenakan pakaian-pakaian yang paling bagus, dan memiliki lusinan tongkat bergagang emas, menghujani istrinya dengan perhiasan-perhiasan yang bagus, dan membeli rumah besar dengan 20 kamar di Lexington.

Setiap hal yang terkait dengan skema cepat kaya (get rich schemes) tentu saja menarik perhatian hukum, dan tidak terkecuali dengan Ponzi. Dari awal keberadaannya, otoritas federal, otoritas negara bagian dan otoritas setempat melakukan investigasi terhadap Ponzi. Namun, tidak satu orang pun yang dapat mengalamatkan dakwaan kejahatan kepada Ponzi. Ponzi telah mengatur untuk bisa membayar semua promes dalam jangka waktu 45 hari dan tidak satu pengaduan pun pernah dilayangkan.

Pada tanggal 26 Juli 1920, “house of cards” Ponzi mulai runtuh. Berita utama menjadi sorotan di The Boston Post mempertanyakan legitimasi dari skema Ponzi. Setelah itu, distrik mencoba meyakinkan Ponzi untuk menangguhkan penarikan investasi baru sampai auditor memeriksa pencatatannya. Dalam hitungan jam, terdapat kerumunan orang yang mengantri di depan kantor Ponzi, mereka ingin mendapatkan kembali investasi yang sudah dibayarkan. Ponzi memiliki kewajiban dan telah menjamin kepada publik bahwa organisasi yang dikelolanya secara finansial berada dalam posisi stabil dan dia akan memenuhi semua kewajibannya. Dia mengembalikan uang kepada siapa-siapa yang meminta kembali uang investasinya. Pada akhir hari pertama, dia telah menyelesaikan hampir 1.000 klaim pada kerumunan orang panik tersebut.

Ponzi terus melanjutkan upaya untuk memenuhi semua kewajibannya, ratusan massa yang marah mulai berkurang dan dukungan publik terhadap Ponzi bertambah banyak. Kerumunan orang terus mengikuti setiap pergerakan Ponzi. Dia kemudian didesak oleh banyak orang untuk terjun ke dunia politik dan dianggap sebagai pahlawan. Sorakan dan tepuk tangan mengiringi keinginan orang-orang untuk bisa berjabat tangan dan meyakinkan Ponzi tentang kepercayaan mereka terhadapnya.

Karena tambahan dukungan tersebut, Ponzi memimpikan untuk membuka lebih banyak investasi. Seperti rencana Ponzi untuk mulai membangun bank jenis baru antara pemegang saham dan nasabah. Ponzi juga berencana untuk membuka kembali perusahannya dengan nama baru “The Charles Ponzi Company” yang tujuan utamanya adalah untuk berinvestasi dalam berbagai industri di seluruh dunia.

Publik terus memberikan dukungan terhadap Ponzi sampai pada akhirnya tanggal 10 Agustus 1920, auditor, bank, dan surat kabar menyatakan bahwa sebenarnya Ponzi telah bangkrut. Dua hari berikutnya, Ponzi mengakui bahwa dia pernah menjalani hukuman 20 bulan penjara di Kanada pada tahun 1908 untuk dakwaan pemalsuan terkait skema investasi dengan bunga tinggi yang sejenis dan dilanjutkan dengan tambahan hukuman dua tahun di Atlanta, Georgia karena menyeludupkan lima orang warga Italia ke Amerika Serikat melalui perbatasan Kanada.

Pada tanggal 13 Agustus, akhirnya Ponzi ditangkap oleh otoritas federal dan dibebaskan dengan obligasi senilai $25.000. Hanya berselang beberapa saat, Ponzi kembali ditangkap oleh otoritas Massachusetts dan dibebaskan lagi dengan tambahan obligasi senilai $25.000.

Setelah penangkapannya, terdapat pengadilan secara pidana dan juga pengadilan secara perdata yang dilakukan oleh pemerintah federal dan pemerintah negara bagian terkait pemeriksaan kebangkrutan, pelayangan gugatan terhadap Ponzi, serta terakhir, penutupan rekening Ponzi dari lima bank yang berbeda. Diperkirakan 40.000 orang telah menempatkan dan sekitar $15 juta (setara $140 juta dengan nilai mata uang Amerika saat ini) dalam skema Ponzi. Audit terakhir terhadap pembukuannya menyimpulkan bahwa Ponzi telah mengambil cukup banyak uang untuk membeli sekitar 180 juta kupon perangko, sementara otoritas hanya dapat mengonfirmasi pembelian 2 kupon saja.

Satu-satunya sumber pendapatan Ponzi yang legal hanyalah sebesar $45 yang diterima sebagai dividen atas lima lembar saham telepon. Total asset yang dimiliki Ponzi sekitar $1.593.834,12, yang bahkan tidak mendekati jumlah utangnya yang beredar. Perlu waktu sekitar 8 tahun, tetapi pemegang promes hanya dapat menerima 37 persen dari investasi mereka yang dikembalikan itupun dengan cara mengangsur.

Pada akhirnya, Ponzi divonis lima tahun penjara oleh Pemerintah Federal. Setelah menjalani hukuman selama tiga tahun, Ponzi kemudian mendapat tambahan hukuman 7 sampai 9 tahun dari otoritas Massachusetts. Akan tetapi, Ponzi dibebaskan dengan obligasi senilai $14.000 sambil menunggu upaya banding, tapi malah kemudian menghilang pada bulan berikutnya.

Ponzi muncul kembali dalam waktu yang singkat di Florida dengan nama samara Charles Borelli. Ponzi terlibat dengan skema piramida tanah, membeli tanah dengan harga $16 per hektar, membaginya menjadi 23 kapling, dan menjual masing-masing kapling dengan harga $10 per bidangnya. Dia menjanjikan semua investornya bahwa investasi awal mereka sebesar $10 akan menjadi $5,3 juta hanya dalam waktu dua tahun. Namun sayangnya, banyak dari tanah tersebut yang tergenang air dan menjadi tidak berharga.

Ponzi kemudian didakwa untuk dugaan kecurangan dan dihukum satu tahun penjara di Florida. Sekali lagi, Ponzi memberi jaminan dan kemudian muncul kembali di Texas. Ponzi berharap pada kapal barang yang menuju Italia, namun Ponzi ditangkap pada tanggal 28 Juni di Pelabuhan New Orleans. Pada tanggal 30 Juni, Ponzi mengirim telegram pada Presiden Calvin Coolidge, meminta untk dideportasi. Permintaan Ponzi ditolak, dan dia dikembalikan ke Boston untuk menyelesaikan masa tahanannya. Setelah tujuh tahun, akhirnya Ponzi dibebaskan karena berkelakuan baik dan dideportasi ke Italia pada tanggal 7 Oktober 1934. Kembali ke Roma, Ponzi menjadi penerjemah Bahasa Inggris. Mussolini kemudian menawarkan posisi pada maskapai penerbangan baru Italia, sebagai manajer cabang Rio de Janeiro dari tahun 1939-1942. Ponzi menemukan bahwa beberapa pejabat maskapai tersebut menggunakan pesawat milik perusahaan untuk menyeludupkan uang tunai dan dia pun ingin mendapatkan bagian. Ketika pejabat maskapai tadi menolak permintaan tersebut. Ponzi memberitahukan hal tersebut ke pemerintah Brasil. Perang Dunia II membuat maskapai tersebut bubar dan Ponzi mendapati dirinya kembali menjadi seorang pengangguran.

Ponzi meninggal pada Januari 1949 pada bangsal amal sebuah rumah sakit di Rio de Janeiro. Dia meninggalkan sebuah naskah yang belum diselesaikan dengan judul”The Fall of Mister Ponzi”.

Sumber Referensi :

Akuntansi Forensik, Mark F. Zimbelman, Conan C. Albrecht, W. Steve Albrecht, Chad O. Albrecht, Jakarta: Salemba Empat, 2014

REFLEKSI
Jujur saya baru mengetahui nama-nama seperti Bernie Madoff, Ponzi, terus ada Enron dan WorldCom ketika saya belajar tentang akuntansi di perkuliahan. Dan seiring waktu berjalan, mengikuti perkuliahan auditing. Saya semakin mendapat pengetahuan tentang nama-nama tadi. Adalah kasus-kasus dalam akuntansi dan auditing kalau berhubungan dengan nama-nama tadi. Bernie Madoff dengan skema Ponzi-nya benar-benar menjadi fenomena yang akan selalu dijumpai ketika mempelajari akuntansi dan auditing. Dan seperti kisah wajib yang harus diketahui oleh mahasiswa-mahasiswi akuntansi dan auditing.

Saya bingung menulis refleksi tentang kasus yang berkaitan dengan penyimpangan dalam akuntansi dan audit. Bagian yang menurut saya selalu punya celah untuk menjadi skema. Sudah banyak saya membaca kasus-kasus dalam perakuntansian dan perauditan. Terlebih jika membaca buku dari Zimbelman yang berjudul akuntansi forensik. Semakin membuat saya ngeri terhadap bidang tersebut. Sekali lagi banyak celah yang bisa dimanfaatkan baik dalam pencatatan akuntansi di perusahaan dan juga sistem audit yang berjalan. Jadi bagi saya lebih baik saya mengurus diri saya sendiri sajalah. Daripada memikirkan hal-hal berbau akuntansi dan audit di ranah korporasi. Semakin saya tahu justru semakin ngeri. Begitu pun ketika saya belajar di perkuliahan. Semakin saya banyak membaca tentang hal tersebut, semakin saya berpikir untuk tidak pernah membacanya.

Refleksi yang baik untuk saya sendiri adalah cukup menjadi orang yang baik untuk sesama, berempati dan simpati dengan orang disekitar, tidak merasa paling benar dan tidak dengan mudah untuk menghakimi perbuatan orang lain. Semua orang mempunyai kesulitan yang mungkin bukan karena dia dalam kesulitan tersebut tapi ada faktor yang membuat dia terjebak dalam kesulitan tersebut. Dan faktor itu yang harus di audit atau di periksa sebab akibatnya hingga kesulitan tersebut menjebak seseorang. Sangat berbahaya sekali bila ternyata kita salah memeriksa dan menyimpulkan. 

Begitu pun saya, saya tidak mau berada pada posisi dimana saya bisa saja salah dalam memeriksa bahkan menyimpulkan sesuatu padahal yang terjadi dibelakang sesuatu tersebut berbeda tidak seperti yang saya lihat karena pengetahuan saya yang terbatas dan saya hanya berdasarkan fakta yang didepan mata saya saja sehingga karena keterbatasan saya tidak mengetahui sebab awal sesuatu tersebut sampai terjadi. Dan yang paling penting saya tidak bisa merubah keadaan dengan kesimpulan yang saya buat karena kondisi saya yang terikat dengan kepentingan. Untuk itu saya tidak menginginkan berada pada situasi tersebut dan lebih baik menjadi saya yang mandiri dan independen. Tidak berada pada suatu kepentingan tertentu.

Komentar

  1. Pelajaran kuliah nih, yg belajar audit sma akuntansi pasti tahu haha

    BalasHapus

Posting Komentar

POSTINGAN POPULER

MENGOBATI IKAN MAS KOKI YANG TERKENA PENYAKIT BERCAK MERAH DI BADAN

LEBIH MENGENAL INFJ

INFJ DOORSLAM

KISAH RONALD READ DAN RICHARD FUSCONE

REVIEW BUKU QUIET IMPACT TAK MASALAH JADI ORANG INTROVER

REVIEW BUKU BREAKING THE HABIT OF BEING YOURSELF

CARA MENINGKATKAN OVER PEMAIN DAN MELATIH PEMAIN DALAM GAME FC MOBILE

PERBEDAAN POIN KOMPETITIF DAN POIN KOMPETITIF LANJUTAN PADA FC MOBILE

REVIEW BUKU CATATAN SEORANG DEMONSTRAN SOE HOK GIE

KATA-KATA BIJAK GANDALF DALAM FILM THE LORD OF THE RING