KASUS-KASUS AKUNTANSI DAN AUDITING DI DALAM PERUSAHAAN BAGIAN I
KASUS-KASUS AKUNTANSI DAN AUDITING DI DALAM PERUSAHAAN
BAGIAN I
KASUS DI AS: PENGAKUAN PENDAPATAN YANG TERLALU DINI MENINGKATKAN LABA
Menurut arsip SEC (Security and Exchange Commision), Xerox mengakui pendapatan terlalu cepat agar dapat memenuhi harapan pasar ketika produk lamanya menghadapi penurunan penjualan. SEC menyebutkan bahwa Xerox mengakselerasi pengakuan pendapatan atas peralatan untuk meningkatkan pendapatan hingga lebih dari$3 milliar dan laba pajak (pre-tax earnings) hingga mendekati $1,5 milliar selama periode 1997-2000. Pengakuan pendapatan yang terlalu cepat dan tindakan lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan laba jumlahnya cukup signifikan, mencapai 37% dari laba sebelum pajak di kuartal keempat pada tahun 1997 dan 1998. Tanpa tindakan peningkatan laba ini, menurut SEC, Xerox seharusnya mengalami penurunan laba secara drastis dari 1997-1999. Isu utama dari kasus ini adalah cara Xerox menghitung pendapatan sewa guna usaha. Pendapatan sewa guna usaha Xerox meliputi 3 komponen, yaitu : nilai peralatan, pemberian jasa selama masa sewa guna usaha, dan pembiayaannya. Pendapatan dari peralatan dicatat pada awal masa sewa guna usaha, tetapi pendapatan pemberian jasa dan pembiayaan diakui selama masa sewa guna usaha berlangsung. Menurut catatan SEC, Xerox melakukan beberapa tindakan menggeser pendapatan jasa dan pembiayaan ke nilai peralatan, sehingga pendapatan dapat diakui dengan segera.
SEC menyatakan bahwa tindakan ini adalah tanggung jawab tingkat atas (“tone at the top”) dan memerintahkan 6 orang eksekutif senior membayar denda lebih dari $22 juta, serta menghapus laba yang timbul akibat tindakan mereka. Xerox tidak mengakui atau pun menyangkal tuntutan SEC, tetapi setuju untuk membayar denda $10 juta, jumlah terbesar yang pernah dibayarkan perusahaan public pada masa itu.
Sumber : 1. Security and Exchange Commision Accounting and Auditing Enforcement Release No. 1542 (11 April 2002) 2. Security and Exchange Commision Press Release 2003-70 (5Juni 2003) (www.sec.gov)
KASUS DI AS: PUT IT ON THE CARD
Sears, Roebuck & co menikmati laba tinggi selama tahun1996. Peningkatan laba diperoleh dari saldo bunga kreditnya. Di awal 1990-an, Sears menambahkan lebih dari 17 juta pelanggan kartu kredit. Sebetulnya, banyak dari pelanggan ini berada dalam risiko kredit tinggi, dan biasanya bersaldo tinggi pula. Akibatnya, pada tahun 1997, Sears harus meningkatkan cadangan kerugian kartu kredit sampai $393 juta, meningkat sebesar 44%. Sayangnya, pelanggan kartu kredit yang bandel hanya sebagian kecil dari masalah yang ada. Banyak pelanggan yang bandel ini kemudian mengalami kebangkrutan selama tahun 1997, Sears menjadi kreditor bagi sepertiga kasus kebangkrutan di Amerika Serikat. Sears secara agresif membuat perjanjian bahwa pelanggan ini akan membayar utangnya. Namun, banyak dari perjanjian ini tidak diperhitungkan dalam kasus kebangkrutan, artinya perusahaan tidak memiliki kepastian hukum dari perjanjian tersebut. Hasil investigasi federal menunjukkan, Sears menetapkan denda $60 juta dan cadangan $475 untuk menyelesaikan kasus penagihan utang tersebut. Setelah susah payah melakukan penghapusan piutang, Sears menjual bisnis kartu kreditnya kepada Citigroup tahun 2003.
Sumber: Diadaptasi dari 1. De’Ann Weimer, “Put the comeback on my card, “BussinessWeek (10 November 1997) hlm. 118-119. 2. John McComic, “The Sorry Side of Sears, “Newsweek (22 Februari 1999) hlm. 36-39. 3. Robert Berner “The Struggle in store for Sears, “BusinessWeak (24 Juli 2003).
KASUS DI AS: BAHAYANYA MENGABAIKAN SAMPEL
Piutang dagang merupakan aset terbesar bagi Sahlen & Associates, Inc. , perusahaan jasa pengamanan dan investigasi swasta professional yang bermarkas di Florida. Auditor perusahaan tersebut biasa mengonfirmasi sejumlah sampel piutang menggunakan konfirmasi tertulis. Dari 145 konfirmasi yang dikirimkan, hanya 49 pelanggan yang menanggapi dan dari yang menanggapi itu 35 di antaranya menyatakan tidak menyetujui jumlah yang disebutkan Sahlen atau mereka menyebutkan bahwa pencatatan Sahlen salah. Beberapa pelanggan bahkan meminta penjelasan “segera” dan menuntut bahwa mereka tidak punya utang sedemikian besar. Oleh karena rendahnya tingkat pengembalian dan pengecualian pelanggan, auditor menerima penjelasan manajemen bahwa banyak piutang dagang yang menyajikan tagihan atas penugasan yang dilakukan Sahlen kepada kantor cabang dari perusahaan pelanggan yang cukup besar, dan dikonfirmasi dikirimkan pada kantor yang salah. Auditor memutuskan untuk menambah sampel dengan memilih sampel baru, yaitu pelanggan yang bersaldo di atas $100.000. Perusahaan mengirimkan 45 surat konfirmasi menggunakan Federal Express dan ditujukan kepada orang-orang yang ditunjuk oleh manajemen Sahlen. Hasilnya sangat mengagumkan. Dalam beberapa hari, auditor menerima pengembalian sebanyak 43 dari 45 konfirmasi positif yang dikirimkan tanpa catatan khusus. Auditor tidak mempertanyakan hal tersebut, yang hasilnya sangat berbeda dengan konfirmasi pertama, lalu menyatakan bahwa saldo piutang dagang disajikan secara wajar. Sayang sekali penyelidikan SEC menemukan bahwa manajemen Sahlen mengirimkan surat konfirmasi tersebut ke jasa kotak pos pribadi, bukan ditujukan kepada pelanggan. Kemudian perusahaan mengirimkan karyawan ke seluruh penjuru untuk mengambilnya, memaksa pelanggan memberikan tanda tangannya untuk mengonfirmasi saldo piutang dagang fiktif.
Sumber: Accounting and Auditing Enforcement Release No. 436 dan 619, Commerce Clearing House, Inc. , Chicago.
KASUS DI AS: HANTU DALAM SISTEM PENGGAJIAN
Melvin Turner sakit parah dan mrmbutuhkan pengobatan yang mahal untuk kesembuhannya. Ia bertanggung jawab untuk mencatat jam kerja penggajian dan menyiapkan catatan penggajian pada suatu organisasi nirlaba tempatnya bekerja. Terdapat karyawan lain yang bertanggung jawab atas penambahan dan penghapusan karyawan dari sistem penggajian. Turner mencuri ID dan kata sandi karyawan tersebut agar dapat menambahkan karyawan fiktif ke dalam daftar penggajian.Setelah menambahkan karyawan “hantu” ke dalam daftar penggajian, Turner menambahkan jumlah gaji dan informasi lain serta mengarahkan agar gaji tersebut dibayarkan ke rekening bank pribadinya. Ia juga mengarang dokumen palsu atas pekerjaan si karyawan “hantu”, termasuk pembayaran ceknya.
Kejahatan tersebut terdeteksi oleh auditor eksternal, yang menemukan berkas untuk cek fiktif warnanya putih, sedangkan salinan berkas untuk cek yang asli adalah hijau. Beberapa petunjuk lain yang mengindikasikan kejahatan itu adalah:
Adanya pengiriman uang berkali-kali ke rekening bank yang sama, tetapi dengan nama karyawan yang berbeda.
Karyawan palsu itu sama sekali tidak memiliki data pribadi maupun data potongan gaji.
Nomor karyawan untuk karyawan “hantu” tersebut lebih besar daripada karyawan lain.
Ketika dikonfrontasi dengan bukti tersebut, Turner mengaku bersalah. Kemudian ia diminta melakukan restitusi dan dihukum 15 tahun percobaan.
Sumber: Joseph T. Wells “Keep Ghost Off the Payroll” Journal of Accountancy (Desember 2022), hal. 77-82.
KASUS DI AS: SATU DARI 300 Miliar
Skandal akuntansi terbaru yang dilakukan beberapa perusahaan adalah dengan mengubah tanggal option (hak beli) menjadi bertangal mundur (option backdating). Banyak perusahaan yang disegani seperti Microsoft dan Apple Computer, menerbitkan option yang bertanggal mundur, sehingga pejabat eksekutif diuntungkan karena mendapatkan harga saham perusahaan yang rendah secara retroaktif. Jika option dijamin pada tanggal yang bebas, maka tidak terdapat pola perubahan harga saham yang jelas sesuai pembagian option. Pola harga saham yang meningkat diikuti dengan pembagian option mengindikasikan terjadinya backdating. Berdasarkan performa harga saham Affiliated Computer Services, The Wall Street Journal menemukan kejanggalan pada tanggal pembagian option direktur eksekutifnya, Jeffrey Rich, sebesar 300 milliar. Beberapa perusahaan lain menunjukkan pola serupa pada saat pembagian option.
Tidak mengherankan jika option bertanggal mundur memunculkan pertanyaan “Di mana para auditor?” Meskipun demikian, yang lain juga berpikir apakah auditor telah mempertanyakan perihal dokumen legal atas pembagian option. “Saya tidak menyalahkan auditor untuk hal ini, “kata Nell Minow, editor The Corporate Library, perusahaan riset negara. “Pertanyaan saya adalah, “Mana kompensasi untuk para komite?”
Sumber: 1. Charles Forelle “How the Journal Analyzed Stock-Option Grants”. The Wall Street Journal (18 Maret 2006) hlm. A5; David Reilly, “Backdating Woes Beg the Question of Auditors’ Role”. The Wall Street Journal (23 Juni 2006) hlm. C1
PEMBELIAN FIKTIF SEBAGAI KAMUFLASE LABA YANG LEBIH SAJI
Comptronix Corporation mengumumkan bahwa beberapa pejabat seniornya telah melakukan lebih saji, sehingga akan dilakukan penyesuaian material pada hasil audit laporan keuangan di tahun-tahun sebelumnya. Inti pelanggaran tersebut berupa pengadaan utang dagang fiktif terhadap pembelian peralatan dalam jumlah besar untuk melebihhsajikan asset tetap dan menyembunyikan penjualan fiktif. Pejabat-pejabat senior tersebut mengelabui bagian pengendalian internal Comptronix dengan menelikung dapartemen pembelian dan penerimaan sehingga tidak ada seorang pun di Comptronix yang menemukan pelanggaran ini. Pegawai Comptronix biasanya membuat pencatatan yang lengkap dalam pembelian peralatan. Pengendalian internal, dalam mengontrol transaksi pembelian dan pengeluaran kas, biasanya mensyaratkan adanya pemesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur dari vendor sebelum pembayarannya diotorisasi oleh direktur pelaksana atau kontroler/bendahara, di mana keduanya terlibat dalam kejahatan tersebut. Akhirnya, para pejabat tersebut dapat mewakili bagian pengendalian atas pengeluaran kas dan mengotorisasi pembayaran atas pembelian yang tidak pernah ada tanpa membuat dokumen dari transaksi fiktif tersebut.
Perusahaan juga membuat penjualan dan piutang fiktif. Perusahaan ini menerbitkan cek untuk melakukan pembayaran terhadap transaksi pembelian fiktif. Cek tersebut disimpan kembali ke akun perusahaan dan dicatat sebagai penagihan atas piutang fiktif. Dengan demikian, tampak bahwa penjualan fiktif telah dilakukan, dan cek tersebut digunakan untuk melunasi pembelian asset fiktif.
Skema kejahatan tersebut menggelembungkan kinerja perusahaan dengan melaporkan laba pada saat perusahaan sebetulnya mengalami kerugian. Pada saat kejahatan dilakukan, harga saham Comptronix turun hingga 72%! SEC sepenuhnya menghukum para pejabat tersebut atas pelanggaran mereka dengan provisi anti kejahatan dari Securities Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934. SEC secara permanen melarang para mantan pejabat Comptronix untuk bekerja di seluruh perusahaan public, mengharuskan mereka mengembalikan bonus, dan mengenakan denda keuangan kepada mereka.
Sumber: Accounting and Auditing Enforcement Release No.543, Commerce Clearing House, Inc, Chicago.
KLASIFIKASI YANG TIDAK BENAR MENYEMBUNYIKAN KERUGIAN BESAR
TV Communication Network (TVCN), sebuah perusahaan TV nirkabel yang berbasis di Denver, secara material mengalami kurang saji atas kerugiannya pada laporan keuangan karena telah salah mencatat beban sebesar $2,5 juta sebagai penurunan langsung dari ekuitas pemilik. Salah saji tersebut menyebabkan perusahaan yang seharusnya membukukan rugi $4,7 juta menjadi hanya rugi $2,2 juta saja. Berdasarkan investigasi SEC, beban yang dikenakan ke ekuitas berasal dari pengeluaran untuk pengembangan dan distribusi brosur promosi bisnis perusahaan. Pembayaran untuk aktivitas tersebut seharusnya dibebankan dan tercermin dalam laporan laba/rugi sebagai beban iklan.
Penegndalian internal terkait dengan beban iklan jelas tidak memadai. TVCN tidak mempunyai faktur atau dokumen lain ketika pembayaran dilakukan oleh direktur perusahaan karena ia yang mengendalikan rekening bank. Oleh karena kurangnya dokumen yang memadai, ketika laporan keuangan dibuat, pegawai TVCN yang bertanggung jawab untuk pencatatan beban tidak mendapatkan cukup informasi dalam mengklasifikasikan pengeluaran kas dengan benar. SEC menemukan bahwa, bahkan meskipun dokumen tersedia, akun transaksi yang dicatat tidak sesuai dengan dokumen pendukungnya.
Sayangnya, auditor TVCN bergantung pada hasil tanya jawab dengan direktur perusahaan sebagai bukti utama tentang sifat pembayaran beban iklan ini. Dalam pengujian substantif atas transaksi, terjadi kelebihan $10.000 dan auditor bergantung pada kontroler perusahaan untuk mengidentifikasikan apakah seluruh transaksi telah memenuhi kriteria. Tidak mengherankan bila kontroler tidak menyajikan seluruh transaksi yang memenuhi cakupan $10.000 tersebut. Seperti yang telah diprediksi, SEC mengecam auditor karena tidak memenuhi standar audit yang berlaku.
Sumber: Accounting and Auditing Enforcement Release No.543, Commerce Clearing House, Inc, Chicago.
AUDIT YANG TIDAK NYAMAN
“Meskipun rencana lansekap ini mahal, namun proyek ini akan jatuh tempo cukup lama. Saya menyetujuinya!” Direktur West Coast Company menulis dalam memo internal. Satu tahun kemudian, departemen audit internal melakukan telaah rutin atas biaya lansekap untuk kantor pusat perusahaan. Ketika auditor menemui departemen fasilitas untuk mendapatkan kontak, cetak biru desain, catatan lelang, dan dokumen pendukung lainnya, manajer menginformasikan bahwa proyek lansekap tersebut tidak dicatat oleh departemennya, melainkan oleh departemen yang ditangani oleh wakil direktur dan direktur lama yang sudah mengundurkan diri.
Auditor melakukan penyelidikan lebih lanjut karena proyek lansekap yang berbiaya 1 juta dollar tampaknya terlalu mahal, tidak ada lelang yang kompetitif, dan kontrak dipegang oleh eksekutif tingkat tinggi, bukan oleh departemen yang biasa memegang kontak.
Kontraktor bertahan bahwa harga kontrak tersebut cukup rasional berdasarkan kondisi tanah dan lokasinya. Kemudian setelah pertemuan yang intensif dan diskusi tentang Tindakan hukum atas kasus ini, kontraktor akhirnya menceritakan kondisi sebenarnya. Ia diminta oleh wakil direktur dan bekas direktur untuk merenovasi rumah mereka dengan membebankan biayanya pada proyek ini. Auditor internal menemukan bahwa kontraktor mencatat hampir $600.000 merupakan biaya untuk kolam renang, bak mandi panas, dek, tempat bersantai, sistem penyiraman taman, air mancur, dok, lansekap, dan renovasi rumah yang sangat besar untuk kedua eksekutif tersebut. Kontraktor juga menyatakan bahwa wakil direktur dan bekas direktur menghubunginya selama masa audit agar ia tidak bekerja sama dengan auditor.
Perusahaan kemudian memperkarakan hasil audit dan menyerahkan kasus ini ke jaksa penuntut. Kedua eksekutif tersebut dihukum atas penyalahgunaan uang perusahaan dan seluruh biaya harus diganti rugi. Keadaan ini menekankan pada pentingnya penyelesaian hal-hal yang tidak memuaskan bagi auditor.
Sumber: Courtenay Thompson “Fraud in Executive Suites”. Artikel ini diadaptasi dari hlm. 68-69 terbitan Oktober 1993 untuk Internal Auditor, diterbitkan oleh The Institute of Internal Auditor, Inc.
SUMBER REFERENSI:
Mark S Beasley, A. R. (2011). Jasa Audit Dan Assurance. Jakarta: Salemba Empat.
Komentar
Posting Komentar