SAAT MATAHARI KEHILANGAN SINARNYA
SAAT MATAHARI KEHILANGAN SINARNYA
Sebenarnya untuk hal ini kita sering menyukurinya dalam doa kita di hari-hari yang kita jalani tidak?. Seperti terima kasih tuhan hamba masih diberikan nikmat hangatnya sinar matahari, masih bisa melihat indahnya dia terbit dan terbenam, masih engkau berikan dia energi untuk memproduksi sinarnya ke penjuru tata surya ini. Doa seperti halnya kita mensyukuri nikmat sehat, panjang umur dan yang lainnya. Mungkin peristiwa saat matahari kehilangan sinarnya tidak begitu penting, jauh lebih penting memanjatkan doa untuk kebahagiaan dan doa-doa lain selayaknya manusia. Karena mungkin itu bukanlah hal yang harus dimasukan ke otak sebagai sebuah pikiran bahkan renungan, jauh lebih penting memikirkan kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kuota internet.Ya, mungkin beberapa dari kita memandang tak berarti hal itu, masa memikirkan hal yang akan terjadi sekitar 5 milliar tahun yang akan datang. Sedang memikirkan kebutuhan pokok untuk hari ini, besok, lusa, seminggu, sebulan, bahkan setahun saja sudah rumit. Memikirkan segala keadaan di bumi dimulai dari isu agama, politik, kemanusiaan, lingkungan saja tidak ada habisnya, untuk apa memikirkan Matahari yang besok juga akan terbit kembali dan terbenam seperti biasanya. Pernahkah kita membayangkan bila Matahari seketika redup, bagaimana nasib kita, terus apa yang akan terjadi?. Matahari adalah satu bintang diantara lebih dari 3 milliar bintang yang berhamburan di galaksi tempat kita bernaung yaitu galaksi Bimasakti. Lebih dari 3 miliar bintang terpapar diatas langit kita, dan bintang-bintang yang kita lihat di malam hari kemungkinan hanyalah sebagian kecil dari jumlah seluruhnya, ditambah keterbatasan kita melihat objek yang sangat jauh yaitu jutaaan bahkan miliaran kilometer dari planet indah kita yaitu Bumi.
Membayangkan hilangnya sinar matahari dan redupnya dia sebagai sebuah bintang sama mungkin dengan membacakan cerita fiksi ke anak-anak. Beberapa dari kita hanya menjadikan materi ini yaitu matahari hanya sekedar bacaan tambahan atau karena sedang bosan menunggu sesuatu sehingga mungkin kita tidak meresapi dalam dalam renungan atau pelajaran yang bisa diambil agar kita tidak berlebihan sebagai manusia dan punya rasa beryukur. Bahkan beberapa dari kita mungkin tidak tahu matahari, hanya benda atau sinar yang menggantung dilangit siang dan bewarna merah ketika mau terbenam di sore hari, dari kita mungkin tak terlintas pikiran tersebut atau memang hal yang lumrah karena matahari akan terbit dan terbenam seperti biasanya, kita memikirkan tentang diri kita saja, pergi kesekolah, pergi ke kantor, pergi ke mal, ke pasar, nongkrong di angkringan atau restoran atau café setelah itu pulang dari sekolah, pulang kerja, selesai berbisnis, selesai mengajar, selesai belajar, dan aktifitas lain layaknya manusia Bumi. Kehidupan kita memang ditopang oleh air, salah satu sumber kehidupan . Tapi pernah tidak kita bayangkan bila hidup tanpa adanya matahari, bintang yang jadi pusat di tata surya kita, bintang yang memancarkan cahayanya ke planet kita tinggal, juga memancarkan cahayanya untuk satelit alami kita yaitu bulan, sehingga kita bisa melihat wujudnya bahkan berfoto dengan penampakannya dimalam hari.
Tanpa sinar matahari Bulan tidak akan terlihat bercahaya dimalam hari, hanya ada kegelapan total sehingga kita perlu cadangan baterai lebih banyak untuk senter kita atau lilin yang selalu tersedia setiap hari. Segala tumbuhan yang bergantung proses hidupnya dari sinar matahari tidak akan tumbuh, kelangkaan pangan melanda, kita akan menyaksikan malam yang selalu malam tanpa adanya siang. Planet Merkurius dan Venus yang adalah planet tetangga kita akan dikenal sebagai planet dingin bukan panas lagi dan planet yang sangat jauh dari sistem tata surya kita yaitu Uranus dan Neptunus yang dikenal planet terdingin akan sangat dingin lagi karena jaraknya terjauh dari Matahari, dan Bumi juga akan dingin seperti tetangganya.
Matahari, bintang yang kita bisa lihat dari pagi sampai sore hari, wujudnya menyilaukan, sumber energi planet kita, kadang kita kesal dengannya karena panas di siang hari, karena membuat kekeringan, kadang terlintas begitu saja di kesibukan kita, bola yang bersinar dilangit siang sehingga kita kadang mengeluh, ternyata adalah jantung kehidupan kita, tidak bersikap pelit, menjadi sumber daya alam yang tak terbatas, memancarkan cahayanya bagi kehidupan di bumi. Tidak pernah berhenti beroperasi tetap menyalahkan energinya dan memancarkannya padahal umurnya sudah tidak muda lagi. Menurut penelitian bintang baik ini umurnya sudah setengah dari masa hidupnya.
Dia tetap menemani planet kita, menyeimbangkan kehidupan kita, suatu saat dia akan kehilangan energinya, kehilangan sinarnya, kita memang tidak akan sampai melihat tragedi itu, melihat dia sekarat, membesar dan kemudian menyusut menjadi bintang katai putih di kegelapan alam semesta, kita tidak akan melihat itu, kita tidak sampai hati membayangkannya, sang surya yang ada untuk kita setiap hari pada masa akhir umurnya akan sangat tidak berdaya sekarat memompa sisa-sisa energinya, dan mungkin akan berakhir menjadi Supernova, bila kita membayangkannya mungkin kita akan menghargainya dalam doa yang kita panjatkan ke Tuhan dari sekian banyak doa yang kita minta, bahkan kita lebih mengenal diri kita sebagai manusia untuk belajar dari bintang yang kita kenal bernama matahari.
Renungan ini membutuhkan mata hati yang terbuka dan berusaha berfikir dan introspeksi agar menjadikan kita manusia yang tidak pelit, tidak rakus dalam mengeksploitasi alam, tidak sombong, mau berbagi, menyinari kehidupan, memberikan keindahan, menumbuhkan kehidupan, tidak merusak lingkungan. Bila kita sedikit saja belajar dari Matahari yang setiap hari selalu menemani kehidupan kita. Mungkin segala keburukan dalam diri kita bisa tertahan dan berubah menjadi kebaikan. Karena segala yang diciptakan Tuhan di alam semesta selalu mempunyai tujuan dan itu pasti kebaikan.
Komentar
Posting Komentar